PADANG - Gembar gerbor pemaksaan siswa non muslim menggunakan jilbab di SMK Negeri 2 Padang yang viral sempat menjadi perhatian publik' bukan hanya di Sumatera Barat (Sumbar) bahkan sampai keseluruh penjuru Negeri. Namun, sesungguhnya tidak ada unsur pemaksaan bagi siswa di SMK N2 Padang.
Penjelasan ini disampaikan oleh Rusmadi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negri (SMKN) 2 Padang, "selama ini tidak ada kami memaksakan hal tersebut. Dsekolah ini ada 46 orang siswi Non Muslim dan mereka kami berikan kebebasan," ulasnya.
" Bahkan, semua warga di sekolah mengaku senang dan nyaman memakai jilbab. Ada juga ketika kegiatan keagamaan di Mushalla lingkungan Sekolah mereka juga senang bergaul dan masuk ke Mushalla tersebut," ulas pria yang akrab disapa Madi.
Semuanya ini, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak dinas termasuk pusat. Justru, pihak dari pusat menyarankan agar melalui jalur musyawarah dan kearifan lokal. Jangan sampai ke pihak hukum, ujarnya kepada awak media ketika di konfirmasi, pada Senin (25/1/2021).
Ketika ditanya soal statemen Mendikbud, Rusmadi mengaku sempat jatuh pingsan mendengar informasi pencopotan dirinya oleh Mendikbud Nadiem Makarim.
" Iya, sempat pingsan ketika mendengar statemen Pak Menteri untuk mencopot saya," kata Rusmadi ketika bercerita di ruang kerjanya sembari didampingi Wakilnya.
Statemen Mendikbud dia dengar melalu youtube.com. Rusmadi juga mengaku sedikit emosional ketika mendengar statemen Mendikbud. Menurutnya, kondisi psikologisnya turut mempengaruhi emosionalnya.
"Setelah kejadian tersebut viral, dia selama dua hari tidak bisa tidur. Tentunya hal ini mempengaruhi emosi saya," terangnya.
Rusmadi juga menjelaskan akan membuat peraturan baru terkait pemakaian jilbab di SMKN 2 Padang. Bahkan, lanjutnya, Dinas Pendidikan dan Ombusdman sudah memberikan arahan tentang tatib tersebut.
"Kita akan buat aturan baru sesuai dengan arahan Disdik dan Ombusdman," terangnya. Kalau untuk non-muslim menyesuaikan saja," tegasnya.
Terkait dengan proses belajar mengajar, pascakejadian' tetap berjalan normal meskipun banyaknya tamu yang datang.
"Dibalik semuanya ini ada hikmahnya, dan apapun resikonya kita siap, sebab semuanya ini sudah ada aturan dan kesepakatan," ulasnya. (**)